Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Duplikasi Penomoran Berkas Rekam Medis Di Siloam Hospitals Surabaya

DOI: 10.29241/jmk.v6i2.388

Author

Siska Dwi Arianti(1*), Lilis Masyfufah(2), Sulistyoadi Sulistyoadi(3), Fransiskus Wijaya(4)

(1) STIKES Yayasan RS Dr.Soetomo
(2) STIKES Yayasan RS Dr.Soetomo
(3) STIKES Yayasan RS Dr.Soetomo
(4) Siloam Hospitals Surabaya
(1*) Corresponding Author

Full Text

Full Text: View / Download PDF

Article Metrics

Abstract View : 3296 times; PDF Download : 4763 times

Abstract

ABSTRAK

Sistem penomoran Siloam Hospitals yaitu sistem penomoran angka akhir (Terminal Digit Filling). Sistem pemberian nomor masuk (Admission numbering system) yang dipakai yaitu sistem unit (unit numbering system). Sistem ini dapat mempermudah saat melakukan pengambilan rekam medis. Salah satu masalah pemberian nomor rekam medis (NRM) pasien di Siloam Hospitals ditemukan duplikasi berkas rekam medis. Hal tersebut terjadi disebabkan proses identifikasi yang kurang teliti dan detail, sehingga menyebabkan pasien mendapat lebih dari satu NRM. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor penyebab penomoran ganda. Jenis penelitian yaitu deskriptif dengan metode yang digunakan observasi. Pengumpulan data dilakukan terhadap petugas saat melakukan pendaftaran dan wawancara. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan dilengkapi pedoman wawancara dan observasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa duplikasi NRM di Siloam Hospitals Surabaya pada 5 tahun terakhir sebanyak 4.412, dengan jumlah duplikasi terbanyak di unit rawat jalan tahun 2019 sebesar 49%. Jumlah kunjungan 5 tahun terakhir sebanyak 125.470, jumlah duplikasi NRM dan terbanyak pada medical check up (MCU) tahun 2016 sebesar 8%. Berdasarkan dari kuisioner petugas pendaftaran tingkat pengetahuan 35% (baik), 45% tingkat kepatuhan (baik), serta tingkat pendidikan rata-rata SMA/SMK. Hasil observasi penggunaan KIUP elektronik sebesar 54% tidak melakukan prosedur pengecekan data. Sistem yang digunakan untuk pendaftaran pasien ada 2 yaitu HOPE dan MY SILOAM. Petugas pendaftaran tidak melakukan prosedur dengan tidak melakukan pengecekan data pada program dengan persentase 97%. Hasil dari observasi bahwa melakukan pendaftaran rata-rata waktu yang dibutuhkan yaitu ≤ 5 menit sebesar 38%.

 


Keywords

Nomor Ganda, Faktor Penomoran Ganda, Berkas Rekam Medis, Sistem Penomoran

References

Budi, S. C. (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. yogyakarta: Quantum Sinergis Media.

Direktorat Jendral Bina Pelayanan medis, D. R. (2006). pedoman penyelenggaraan dan prosedur rekam medis rumah sakit di Indonesia (Revisi II). Jakarta.

Direktorat jendral pelayanan medik, D. R. (1997). Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah sakit Di Indonesia (revisi 1). Jakarta.

Gultom, S. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Duplikasi. 4(2), 604–613.

Hasibuan, A. S. (2016). Faktor – Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Duplikasi Nomor Rekam Medis Rumah Sakit Umum IMELDA Pekerja Indonesia MEDAN Tahun 2016. (2).

Hikmah, F. (2013). Analisis Faktor-faktor Penyebab Duplikasi Nomor Rekam Medis Di Rumah Sakit Daerah Balung Jember. vol 1 no 1.

Indradi, R. (2014). Rekam Medis (revisi II). Tanggerang Selatan: universitas terbuka.

Karlina, D., Putri, I. A., Santoso, D. B., Studi, P., Rekam, D., Universitas, M., & Mada, G. (2016). Kejadian Misfile dan Duplikasi Berkas Rekam Medis Sebagai Pemicu Ketidaksinambungan Data Rekam Medis. 1(1), 44–52.

Kartini, S. A. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Duplikasi Penomoran Berkas Rekam Medis Di Rumah Sakit Advent Medan. 5(1), 98–107.

Mauldiana, I. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi duplikasi. 4.

Ningtyas, A. M., Herwanto, G. B., Sulistiyo, W., Layanan, D., & Ilmu, D. (2020). “ Resik ” sebagai Sistem Informasi untuk Identifikasi Berkas Rekam Medis Ganda di Rumah Sakit Umum Daerah X Daerah Istimewa Yogyakarta. 5(2).

Notoatmodjo, D. S. (2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, D. S. (2010). llmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurmawati, I., Arofah, K., Kesehatan, J., & Negeri Jember, P. (2019). Analisis Aspek Kompetensi Individu Dalam Duplikasi Nomor Rekam Medis Di Puskesmas. Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan, 1(1), 1–6.

Pinerdi, S., Deharja, A., Rachmawati, E., Kesehatan, J., & Jember, P. N. (2020). J-REMI : Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan J-REMI : Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan. 1(3), 347–356.

Rasita, M., & Oktamianti, P. (2014). Analisis respon time distribusi rekam medis Di instalasi rekam medis dan pusat data informasi rumah sakit umum pusat fatmawati tahun 2014.

Rokaiyah, S., & Setijaningsih, R. A. (2015). Tinjauan pelaksanaan sistem penomoran di tempat pendaftaran pasien rumah sakit permata bunda purwodadi tahun 2015. 22.

Sedarmayanti. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi danManajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT Refika Aditama.

Susanti, N. (2016). Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Duplikasi Penomoran Berkas Rekam Medis Rumah Sakit Umum IMELDA Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Duplikasi Penomoran Berkas Rekam Medis Di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016.

Syamsudin, A. (2012). Peraturan Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Di Lingkungan Kementrian Hukum Dan Hak Asasi Manusia.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2020 Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.