Autokorelasi Spasial Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Madiun

DOI: 10.29241/jmk.v10i2.2001

Author

Rinti Fatimmatul Muslikhah(1*), Avicena Sakufa Marsanti(2), Riska Ratnawati(3)

(1) STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
(2) STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
(3) STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
(1*) Corresponding Author

Full Text

Full Text: View / Download PDF

Article Metrics

Abstract View : 1 times; PDF Download : 1 times

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terinfeksi, penyakit ini sering terjadi di wilayah tropis dan subtropis. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, Kabupaten Madiun termasuk ke dalam salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang belum mencapai target insiden rate nasional DBD ≤ 10 per 100.000 penduduk. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji autokorelasi spasial global dan lokal kasus DBD yang dihubungkan dengan kepadatan penduduk, suhu, kelembaban udara, dan container index di Kabupaten Madiun tahun 2022. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan studi ekologi atau korelasi menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Sampel penelitian ini adalah seluruh kasus DBD yang tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun tahun 2022. Analisis data menggunakan metode Moran’s Index dan Local Indicators of Spatial Association (LISA) dengan uji statistik pada program GeoDa. Hasil analisis ditemukan adanya autokorelasi spasial positif antara kepadatan penduduk dengn kejadian DBD (pola mengelompok). Kemudian adanya autokorelasi spasial negatif antara suhu dan kelembaban udara dengan kejadian DBD (pola menyebar) dan tidak adanya autokorelasi spasial antara container index dengan kejadian DBD.


Keywords

DBD, Autokorelasi Spasial, Faktor Lingkungan

References

Anselin. (1998). Spatial Econometrics: Method and Models. Kluwer Academic Publisher.

Ariati, J., & Musadad, D. A. (2012). Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Faktor Iklim di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Indonesian Journal of Health Ecology, 11(4).

Astuti, S. D., Rejeki, D. S. S., & Nurhayati, S. (2022). Analisis Autokorelasi Spasial Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Klaten Tahun 2020. Jurnal Vektor Penyakit, 16(1), 23–32. https://doi.org/10.22435/vektorp.v16i1.5817

Farahiyah, M., Nurjazuli, & Setiani, O. (2014). Analisis Spasial Faktor Lingkungan Dan Kejadian Dbd Di Kabupaten Demak. Bul. Penelit. Kesehat, 42(1), 25–36.

Fatati, I. ., & Wijayanto, H. (2017). Analisis Regresi Spasial dan Pola Penyebaran Pada Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Jawa Tengah. Media Statistika, 10(2), 95.

Hidayati, N., Amalia, R., & Windarso, S. E. (2023). Analisis Spasial Kejadian Demam Berdarah Dengue ( DBD ) di Kabupaten Bantul Tahun 2022. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 18(4), 27–33. https://doi.org/10.26714/jkmi.18.4.2023.27-33

Hikmawati, I., & Huda, S. (2021). Peran Nyamuk Sebagai Vektor Demam Berdarah Dengue ( DBD ) Melalui Transovarial (F. Safitri (ed.); 1st ed.). Satria Publisher.

Kemenkes. (2012). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 035 tahun 2012 tentang Pedoman Identifikasi Faktor Risiko Kesehatan akibat Perubahan Iklim.

Kemenkes RI. (2022a). Profil Kesehatan Indonesia. Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. (2022b). Profil Kesehatan Kabupaten Madiun. Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun.

Keraf, A. S. L., Weraman, P., Ndoen, H. I., & Syamruth, Y. K. (2023). Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Model Spasial di Kabupaten Sikka Tahun 2019-2021. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan, 13(3), 202–219.

Lestanto, F. (2018). Analisis spasial faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian demam berdarah dengue di puskesmas wilayah kerja di Bantul. Jurnal Ilmiah Rekam Medis Dan Informatika Kesehatan, 8(1), 66–78.

Masrizal, & Sari, N. . (2016). Analisis Kasus DBD berdasarkan unsur iklim dan kepadatan penduduk melalui pendekatan GIS di tanah datar. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(2), 166–171.

Paramita, R. ., & J. Mukono. (2017). Hubungan Kelembapan Udara dan Curah Hujan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Gunung Anyar 2010-2016. The Indonesian Journal Public Health, 12(2), 202–212.

Profil Kesehatan Jawa Timur. (2022). Profil Kesehatan Jawa Timur. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Roziqin, A., & Hasdiyanti, F. (2017). Pemetaan Daerah Rawan Penyakit Demam Berdarah. Jurnal Intergrasi, 9(2), 106–112.

Ruliansyah, A., Yuliasih, Y., Ridwan, W., & Kusnandar, A. J. (2017). Analisis Spasial Sebaran Demam Berdarah Dengue di Kota Tasikmalaya Tahun 2011—2015. ASPIRATOR-Journal of Vector-Borne Disease Studies, 9(2).

Setyani, H. D., Martini, M., Hestiningsih, R., & Muh, F. (2023). Korelasi Faktor Iklim dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue ( DBD ) di Kabupaten Boyolali Tahun 2020-2021. Jurnal Riset Kesehatan Masyarakat, 3(Oktober), 1–6. https://doi.org/10.14710/jrkm.2023.19258

WHO. (2023). Dengue and severe dengue. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe%0Adengue

Yuliana, R., Rahmaniati, M., Apriantini, I., & Triarjunet, R. (2022). Analisis Autokorelasi Spasial Kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Padang. JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan), 6(1), 34–42.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2024 Rinti Fatimmatul Muslikhah, Avicena Sakufa Marsanti, Riska Ratnawati

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.