Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Stunting Baduta (7-24 Bulan) Di Karubaga
DOI: 10.29241/jmk.v6i1.300Author
Erfince Wanimbo(1*), Minarni Wartiningsih(2)(1) Program Studi Kedoteran, Fakultas Kedokteran Universitas Ciputra Surabaya
(2) Departemen Kesehatan Masyarakat dan Humaniora Universitas Ciputra
(1*) Corresponding Author
Full Text
Full Text: View / Download PDFArticle Metrics
Abstract View : 3404 times; PDF Download : 5906 timesAbstract
Stunting adalah perawakan pendek dengan nilai Z-score PB/U < -2SD yang terjadi akibat akumulasi masalah gizi kronis. Pada tahun 2017, stunting merupakan masalah gizi yang paling banyak ditemukan di Kabupaten Tolikara dibanding masalah gizi lainnya (underweight, wasting, overweight) dengan prevalensi stunting sebesar 41,0% yang dapat memberikan dampak buruk bagi sumber daya manusia (SMD) di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan kejadian stunting baduta usia 7-24 bulan. Penelitian ini menggunakan observational analytic dengan pendekatan cross sectional. Total sampel dalam penelitian ini adalah 81 ibu yang memiliki baduta usia 7-24 bulan dan merupakan peserta aktif program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Sumber data penelitian ini adalah data sekunder yang diambil pada bulan Mei sampai Juni 2019. Data menggunakan uji chi-square dengan nilai p=0,05 dan confident interval (CI)=95%. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian stunting baduta usia 7-24 bulan dengan usia ibu (p= 0,003; CI=95%). Tidak ada hubungan antara kejadian stunting baduta usia 7-24 bulan dengan tinggi badan ibu (p=0,303; CI=95%), tingkat pendidikan ibu (p=0,203; CI=95%) dan pekerjaan ibu (p=0,961; CI=95%). Dapat disimpulkan bahwa memiliki anak di usia yang sangat muda (remaja) berhubungan erat dengan kejadian stunting baduta usia 7-24 bulan, sementara tinggi badan ibu, pendidikan dan pekerjaan ibu tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting.
Kata kunci : Baduta, Stunting, Karakteristik Ibu, 1000 HPK
Keywords
References
Agustiningrum, T. (2016). Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Stunting PAda Balita Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonosari I. Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta.
Badriah, D. L. (2011). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung: PT Refika Aditama.
Boylan, S., Mihrshahi, S., Louie, J. C. Y., Rangan, A., Salleh, H. N., Md Ali, H. I., … Gill, T. (2017). Prevalence and Risk of Moderate Stunting Among a Sample of Children Aged 0–24 Months in Brunei. Maternal and Child Health Journal, 21(12), 2256–2266. https://doi.org/10.1007/s10995-017-2348-2
Chávez-Zárate, E. (2019). Relationship between stunting in children 6 to 36 months of age and maternal employment status in Peru: A sub-analysis of the Peruvian Demographic and Health Survey. PLoS ONE, 14(4), 1–16. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0212164
de Onis, M., & Branca, F. (2016). Childhood stunting: A global perspective. Maternal and Child Nutrition, 12, 12–26. https://doi.org/10.1111/mcn.12231
Hanum. (2019). Hubungan Tinggi Badan Ibu dan Riwayat Pemberian MP-ASI dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan. Amerta Nutrition, 3(2), 78–84. https://doi.org/10.2473/amnt.v3i2.2019.78-84
Kementrian Kesehatan RI. (2019). Laporan Nasional Riskesdas Tahun 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Kleinman, R. E., & Coletta, F. A. (2016). Historical overview of transitional feeding recommendations and vegetable feeding practices for infants and young children. Nutrition Today, 51(1), 7–13. https://doi.org/10.1097/NT.0000000000000137
Kurnia Illahi, R. (2017). Hubungan Pendapatan Keluarga, Berat Lahir, Dan Panjang Lahir Dengan Kejadian Stunting Balita 24-59 Bulan Di Bangkalan. Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr.Soetomo, 3(1), 1–14.
Lestari, S., Fujiati, I. I., Keumalasari, D., & Daulay, M. (2018). The prevalence and risk factors of stunting among primary school children in North Sumatera, Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 125(1), 7–14.
https://doi.org/10.1088/1755-1315/125/1/012219
Malako, B. G., Asamoah, B. O., Tadesse, M., Hussen, R., & Gebre, M. T. (2019). Stunting and anemia among children 6–23 months old in Damot Sore district, Southern Ethiopia. BMC Nutrition, 5(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/s40795-018-0268-1
Mentari, S., & Hermansyah, A. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Stunting Anak Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Upk Puskesmas Siantan Hulu. Pontianak Nutrition Journal (PNJ), 1(1), 1. https://doi.org/10.30602/pnj.v1i1.275
Rosadi, D., Rahayuh, A., Yulidasari, F., Putri, A. O., & Rahman, F. (2016). Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pendek Pada Anak Usia 6-24 Bulan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(2), 233. https://doi.org/10.15294/kemas.v11i2.4512
Saavedra, J., & Dattilo, A. (2016). Early Nutrition and Long-Term Health. United State of America: Woodhead Publishing.
Siddiqi , Haque, G. (2011). Asian journal of medical sciences. 2, 113–119.
Stephenson, T. J., & Schiff, W. J. (2019). Human nutrition science for healthy living (2nd Editio). New York: McGraw-Hill.
Sumardilah, D. S., & Rahmadi, A. (2019). Risiko Stunting Anak Baduta (7-24 bulan). Jurnal Kesehatan, 10(1), 93.
https://doi.org/10.26630/jk.v10i1.1245
Supriyanto, Paramashanti, A. (2017). Berat badan lahir rendah berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia Bera, 5(1), 23–30.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21927/ijnd.2017.5(1).23-30
World Health Organization. (2014). Global Nutrition Targets 2025 Stunting Policy Brief. Avenue Appia 20, CH-1211 Geneva 27, Switzerland.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.